Sunday, June 19, 2016

Thalia

Bola125 : Perpisahan sekolah sudah semakin dekat, aku dan teman teman berencana berlibur di pantai pangandaran, kami sudah menyewa penginapan yang mana dekat dengan bibir pantai kami semua berpasangan dengan pacarnya, kita sangat senang dan keliling bersama sama saat malam hari yang mempunyai pacar jalan jalan menyusuri suara ombak di pantai.Terlalu asyik ada sebagian mereka untuk kembali ke penginapan dan ada juga yang bercinta dengan pasangannya masing masing, pada malam ke dua teman temanku melanjutkan dengan mengelilingi di sekitar pantai, singkat cerita tinggallah aku dan Thalia di penginapan, aku tanya dia “kenapa kamu tidak ikut keluar”
Thalia menjawab “Kepalaku lagi pusing nih jadi agak malas untuk keluar. Karena aku sebagai teman kasihan melihat keadaan Thalia seperti itu jadi aku temenin dia di kamarnya, malam itu aku menonton tv kira kira pukul 7 malam karena Thalia gerah dia izin mau mandi , aku sih cuek saja mendengar perkataan itu aku masih asikk nonton tv nya.
Setelah 10 menitan Thalia memanggil aku unutk mengambilkan handuknya karena lupa tidak terbawa saat masuk ke kamar mandi, ya udah aku bantu dia katanya suruh bawa masuk handuknya dan tiak terkunci pintu kamar mandinya aku sedikit kaget mendengar perkataan tersebut, lalu aku masuk dengan mata sedikit tertutp takutnya entar dikira ngintip atau gimana.
Aku sungguh gugup dan hatiku berdebar dengan perlahan lahan tanganku yang kanan memberikan handuk kepada Thalia tangan kiriku menutup mataku,
“Ini handuknya Thalia taruh mana”kataku
“bawa sini soalnya tangaku tidak nyampe saya lagi di shower masuk saja gak apa apa kok “ kata Thalia , mendengar perkataan itu aku langsung masuk saja.
“saya taruh sini ya handuknya di tempat wastafel , karena jaraknya wastafel dan shower hanya tertutup oleh tirai tipis jadi seakan akan siluet tubuh Thalia terkihat jelas, sungguh kagetnya lagi saat meletakkan handuk tangan Thalia langsung menyentuh tanganku kemudian dia kelaur dari tirai tipisnya terlihat tubuh telanjang Thalia masih basah total.
Aku terpesona dengan payu daranya yang besar dan indah itu, kulitnya yang putih dan mulus tiba tiba penisku langsung tegang dan keras pemandangan indah pokoknya, tak lama kemudian tangan Thalia memegang tanganku menyuruh untuk memegang buah dadanya dan merasakan detak jantungnya.
Dia berkata “ooh, Wolf. Saya sudah tidak tahan lagi.
Usaplah payudaraku ini dan kita main yuk!”.
Sebagai cowok normal, saya pasti ereksi. Lalu pelan-pelan tangan kananku memeras payudaranya yang kanan.
“Yaa, itu Wolf. Nikmat sekali.
Teruskan Wolf!”. Sewaktu tanganku meremas pelan payudaranya, Tangan Thalia dengan ringan membuka kancing-kancing bajuku.
Setelah kancing bajuku terlepas semua, Bibirnya yang ranum dan merah merekah itu pelan-pelan mencium dan menjilati dadaku.
Lidahnya yang panjang itu terasa nikmat sekali di dadaku. Lalu dia kubalas dengan tangan kananku yang kuarahkan ke pantatnya yang besar dan bersih dan tangan kiriku memeluknya yang diteruskan dengan ciuman saya yang hot di bibirnya itu.
Dia mengerang dan menikmatinya, beberapa detik kemudian tangannya membuka retseleting celanaku dan kemudian memelorotinya. Begitu celana dalamku dibuka, penisku yang sudah ereksi dari tadi langsung meloncat keluar.
Melihat penisku yang sudah membesar dan memanjang, dia langsung membungkukkan badannya dan mulutnya itu dengan pelan mengulum penisku.Terasa nikmat sekali “Aah.., Thalia.., enak.., terusin!”. Lidahnya itu dengan leluasa menjilati permukaan penisku dan puncaknya, lidahnya diarahkan ke pucuk penisku.
Setelah berselang beberapa detik, giginya itu langsung menggigit penisku dan langsung mengocoknya. Setelah setengah jam kita melakukan foreplay di kamar mandi, ternyata dia masih belum puas juga.
“Wolf, yuk kita lanjutin di tempat tidur! saya pengin lebih hot lagi”.
Dengan perlahan, saya angkat dia dalam keadaan sama-sama telanjang bulat. Setelah sampai di pinggir tempat tidur, perlahan-lahan saya taruh badannya di atas tempat tidur. Masih dalam keadaan membungkuk, saya ciumi bibirnya dan saya jilat payudaranya yang makin membesar itu.
“Oyaa, terusin Wolf, terusin”, Mendengar omongannya saya jadi semakin buas menikmati tubuhnya. Saya rebahkan badannya menjadi dalam keadaan telentang, susunya yang membesar terlihat bagai Gunung Bromo yang menjulang tinggi.
Payudaranya itu langsung saya serbu dengan jilatan lidahku. Setelah itu, mulutku diarahkan ke arah selangkangannya. Terlihat bulu vaginanya lebat bak hutan perawan yang masih belum terjamah.
Dengan asyik, tanganku mengobrak-abrik bulu vaginanya dan terlihatlah dinding daging tipis alias vaginanya. Langsung saya jilati vaginanya dengan buas dan Thalia langsung menjerit kenikmatan sambil mengerang dan berkata
“Terusin Wolf, terusin”. Masukin lidahmu itu ke ‘dompet’ku”.
Anehnya vaginanya yang rata-rata orang bilang vagina cewek itu biasanya kebanyakan bau tak sedap, tapi vagina Thalia terasa harum dan nikmat. Baunya yang justru harum itu membuat saya makin terangsang lagi untuk lebih lama menikmati vaginanya.
Sambil menciumi vaginanya, kedua tanganku juga meraba kedua belah payudaranya, Thalia hanya mengerang lagi dan memegang kedua tanganku dengan erat. Setelah setengah jam saya terus begitu, akhirnya Thalia minta posisinya diganti ke atas.Saya turuti dech, masa saya terus yang gerilya? Saya langsung pindah jadi di bawah dan Thalia di atas. Sebelum mulai aksinya, Thalia pertama-tama meremas sendiri kedua payudaranya dan mimik wajahnya itu yang membuatku tambah syuur.
Sehabis meremas-remas sendiri kedua payudaranya, dia langsung memulai aksinya dengan mencium dan menjilati bibirku seraya tangannya meremas-remas dadaku yang agak bidang dan meraba-raba puting susuku.Bibirnya benar-benar fantastik, terasa nikmat dan pokoknya tidak bisa saya uraikan dengan kata-kata. Puas dengan menciumi dan menjilati bibirku, perhatiannya mengarah pelan-pelan ke bawah.
Pertama-tama dia menciumi dan menjilati leherku dan kadang-kadang menggigit leherku, serasa benar-benar nikmat.
Sambil menikmati leherku, tangan kanannya berpindah posisi menjadi di penisku. Dengan enaknya dia mengocok penisku, ke atas.., ke bawah.., ke atas.. Dan seterusnya. Kocokannya benar-benar membuat mataku merem melek.Kemudian setelah menciumi, menjilati dan menggigit leherku, matanya tertuju ke dadaku. Lidahnya langsung menjilati puting susuku.
Tapi dia cuma sebentar menjilati puting susuku, perhatiannya langsung tertuju ke penisku yang sudah besar dari tadi.
Bibirnya langsung menjilat penisku, terasa nikmat sekali. Lidahnya itu yang membuatku puas sekali, dengan pelan-pelan lidahnya mnjilati penisku sambil tangannya yang kecil itu terus mengocoknya.
“Aach Thalia.., Nikmat sekali Ohh”, Selang beberapa menit kemudian, sewaktu dia masih mengocok penisku.
Terasa ada sesuatu yang hangat mengalir dari penisku dan serasa hendak meletus keluar. saya bilangin ke Thalia,
“Awas, saya mau keluar. Tahan dulu kocokanmu
Jangan sampai spermaku keluar saya masih pengin nerusin!!”,Tapi dengan cuek dia malah bertambah giat dan keras mengocok penisku sambil lidahnya menjilati pucuk penisku. Beberapa menit kemudian keluarlah cairan kenikmatan yang berwarna putih yang disebut sperma.
Dan spermaku mengenai mulutnya dan ada sebagian yang sengaja dijilat dan ditelan Thalia. Terasa nikmat sekali!, Thalia terus menjilati sisa-sisa sperma yang keluar dari penisku. Sementara Thalia masih sibuk dengan penisku, aku istirahat sejenak dalam kenikmatan yang tiada taranya.
Sewaktu saya masih istirahat, terasa Thalia masih sibuk dengan penisku. Karena saya kasihan Thalia belum mencapai orgasme, Langsung saja saya bangun dan meneruskan aksi. Saya suruh Thalia pindah posisi jadi di bawah, langsung dia turuti.
Sejenak sebelum memasukkan penisku, saya kocok sebentar penisku agar membesar dan Thalia membantuku dengan ikut mengocoknya. Selang beberapa detik kemudian penisku langsung berdiri lagi dan langsung saya masukkan ke vaginanya.
Thalia langsung teriak dan mengerang kenikmatan, “Aacchh”. Tetapi terasa posisiku kurang nikmat, saya cabut lagi penisku dan saya taruh bantal di atas pantat Thalia supaya penisku terasa nikmat masuk divaginanya.
Begitu saya masukin penisku dalam-dalam, terasa vaginanya hangat dan sudah penuh cairan yang membuat penetrasi penisku terasa nikmat dan licin. Ini pertanda Thalia sudah mengalami orgasme sebelum saya masukin penisku.
Penisku, aku tarik pelan-pelan, masukin lagi pelan-pelan dan demikian seterusnya. Thalia lagi-lagi berteriak kecil dan mengerang. Saya biarin Thalia berteriak dan mengerang, saya terusin aksiku dengan membuat variasi seperti menggoyang pinggulku.
Selang 45 menit saya meneruskan aksiku, Thalia pelan-pelan berbisik “Wolf, saya sudah tidak kuat lagi.., saya sudah pengin keluar.., Cairan spermaku sudah mau keluar!”.
Ternyata benar juga, beberapa detik kemudian di penisku terasa ada banyak cairan yang menyelimuti. Saya biarkan penisku di dalam vagina Thalia selama beberapa menit selama Thalia orgasme. Sebab saya baca, cewek senang kalau sewaktu dia orgasme, penis cowoknya berada dalam-dalam di vaginanya,Dan benar juga kata buku, Thalia terlihat sangat puas. Begitu dia selesai orgasme, beberapa menit kemudian selama penisku masih di dalam, terasa spermaku masih mau keluar. Buru-buru saya cabut penisku dari vagina Thalia dan Thalia langsung menyambutnya dengan kuluman yang hebat sekali.
Sekali lagi spermaku langsung tumpah ke arah muka Thalia, sekeliling bibirnya langsung dipenuhi dengan spermaku yang ternyata banyak sekali. Sebagian cairan putih itu masuk ke mulutnya dan sebagian ada yang tumpah ke payudaranya dan ke sprei.
Thalia memintaku untuk menjilat spermaku yang tumpah ke payudaranya dan saya turuti. Lidahku menyapu sisa-sisa spermaku di payudaranya dan Thalia terlihat benar-benar menikmatinya. Setelah puas, saya dan dia langsung lemas dan langsung tidur sambil dalam keadaan polos sampai pagi (tanpa berselimut).
Pagi-paginya dia sudah bangun dan nonton TV masih dalam keadaan telanjang. Langsung tubuhnya yang indah itu saya tutupi dengan jaketku supaya tidak masuk angin, dia menolak seraya berbisik,“Wolf, lue hebaat sekali tadi malam. Baru lu cowok yang bisa muasin saya. cowok yang lain yang pernah nidurin saya terasa hambar. saya pengin lagi Wolf. saya pengin pagi dan malam selanjutnya kita terus bertelanjang bugil dan main terus.
Kita cek out saja dari penginapan ini. Kita bilang ke anak-anak kalau kita ada urusan lain dan harus cepat pulang ke Bandung.
Terus kita cek in ke hotel lain”.
Ternyata saya lebih gila daripada dia, saya terima saja. Beberapa jam kemudian teman-temanku datang, saya langsung pamit mau pulang sama Thalia.
Mereka percaya saja. Langsung deh kita cabut dan cek in di penginapan yang jauh dari mereka. Dan pengalaman itu diteruskan di hotel yang baru, siang malam saya dan Thalia mengadakan pesta seks tanpa istirahat.
Kecuali buat makan, dan minum. Setiap kali sehabis bersetubuh, saya dan Thalia merasakan kenikmatan yang tiada tara.
Posted by : www.abadicash.com                                                                www.pekanpoker.com






Bercinta Dengan Teman Papi Ku

Bola125 : Hai para pembaca cerita dewasa perkenalkan namaku Bica aku wanita umur 28 tahun kata orang tubuhku proposional dari tinggiku 169 cm dan berat badanku 56 kg ukuran payudaraku 36B didukung dengan wajah cantikku berkulit putih, memang aku dulu sering jadi SPG dalam acara pameran mobil jadi bisa dibayangkan secara singkat tentang diskripsiku.
Aku sudah mempunyai suami namanya Roni umurnya lebih tua dari aku 2 tahun, sementara ditahun ini kami memang sepakat untuk menunda momongan dulu, kalau masalah seks kehidupan kami baik baik saja, Suamiku bisa dibilang Hypersex malah bisa jadi dalam sehari minta jatah 3 kali.Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Faiz dari luar kota. Pertama diperkenalkan Faiz langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih.
Faiz cukup tampan gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Faiz tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami.
Faiz tidur di kamar persis di seberang kamar kami. Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta.
Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Faiz muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Faiz dan aku juga tidak tega menghentikan Roni.
Akhirnya ku biarkan Faiz melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Faiz melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.
Setelah kejadian itu Faiz lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni.
Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH.
Bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Faiz pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Faiz mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan.
Dan Faiz mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu.
Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Faiz .
“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Faiz
“Ah bisa aja kamu BFaiz”,balasku tersipu.
Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Faiz meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.
“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut.Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi.
Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Faiz meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Faiz telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Faiz yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.
“Faiz apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Faiz..lepas..!”,rontaku tapi Faiz tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.
Faiz terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Faiz mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.
“Faizz..hentikan Faiz aku mohon..tolong Faiz..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Faiz terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu.Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku.
Ketika Faiz sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Faiz terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Faiz dengan G-string hitamku.
Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.
Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Faiz.Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Faiz, diperjalanan dia hanya mengakatakan
“Maaf Bica..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.
Tanpa sadar ternyata Faiz telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,“Bica aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, cerpensex.com dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Faiz telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.
Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku.
Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?
”Faizz..lepaskan aku Faiz..ingat kau teman suamiku Faiz..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Faiz terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.
“Ahhhh?Faizz..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak.
Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang
“Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati.
Sepuluh menit kemudian Faiz mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Faiz di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Faiz terkulai di atasku.“Maaf Bica aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang Roni dan Faiz berpamitan untuk nerangkat ke kantor.
Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Faiz ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Faiz pulang sendiri.
Faiz masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,
“Faizz..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,
“Tenang Bica suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam
“Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.
Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Faiz di dalam kolam.
Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Faiz ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.
Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku.
Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya?....“Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.
Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.
Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku.
Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Bica..ahh” bisiknya ditelingaku.
Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.
Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku
“Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,
“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Faiz lah yang berteriak panjang,
“Kau hebat Bica..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku.
Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.
Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku.
Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku.
Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Bica..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk?
Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.
Aku yakin Faiz juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu.
Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Faiz. Tampak samar-samar Faiz keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Faiz mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.
Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.
Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Faiz, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Faiz dan langsung mengunci pintu dari dalam.
Faiz sangat terkejut “Tyas..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang.
Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Faiz hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Faiz tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot.
Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Faiz yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.
Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Faiz yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.
Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Faiz masuk ke dalam vaginaku
“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku.
Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Faiz dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras
“ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Faiz duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.
Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Faiz dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara.Kudekap erta Faiz seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Faiz merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.
Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Faiz membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Faiz mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Faiz merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.
Dan Faiz langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Faiz.
Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Faiz dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.
Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Faiz dengan menaik turunkan pantatku.
Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Faiz diketuk Roni, “Faizz..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni.
Langsung saja Faiz melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.
Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Faiz dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Faiz telanjang,
”Sedang apa kamu Faiz” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.
Faiz hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..”
Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi.
Setelah Roni keluar, Faiz kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Bica buka pintunya..sudah aman”.
Begitu aku buka pintunya Faiz langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.
“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Faiz melahap buah dadaku dan putingku.
Sepuluh menit berlalu dan goyang Faiz semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama
“Faizz lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku
“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.
“Faizzz..,” desahku tertahan.
“Ahhh Bica..kau hebat..” demikian katanya.
Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.
“Terima kasih Faiz..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Faiz di sekujur buah dadaku.
Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Faiz.
Kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Faiz. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Faiz sedang menatap kami dari kamarnya.
Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Faiz memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.
”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Faiz. Di sana Faiz sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.
“Gila kamu Faiz..bisa ketahuan Roni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku
“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Faiz sambil mencium leher belakangku.
Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Faiz menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku,
“Gila kau Faiz, Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikamti renangnya.
Di kamar Faiz pun aku sangat menikmati sentuhan Faiz.
“Bica kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.
“AHH..Faiz..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya.
Langsung saja Faiz memaju mundurkan penisnya di vaginaku.
”Ahh.. Faiz lebih kencang..fuck me Faiz..puaskan aku Faiz..penismu sungguh luar biasa..Faiz aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.
Faiz mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,
”Bicaa..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Faiz maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.
Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan
“Teruuus Faiz lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Faizzz”, teriaku.
“Aaakuu juga Bicaa..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan.
Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu.
Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Faiz.Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.
Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Faiz sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang.
Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku,
“Faizz kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Faiz kudapatkan gairah terpendamku selama ini.
Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Faiz harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Faiz menyempatkan bercinta kembali

Posted by : www.abadicash.com                                                                     www.pekanpoker.com








Ayam Kampus

Bola125 : Jadi ini kisahku yang tejadi sekitar 3 tahun yang lalu sat aku sedang masuk kuliah. Waktu
itu aku kuliah disalah satu univerSitas terkenal dibandung. Saat aku pertama kali aku
masuk kuliah aku sendirian gak punya teman karena aku bukan asli bandung. Namun seiring
berjalannya waktu, dan sifatku yang supel aku jadi mempunyai banyak teman. Anak-anak
kampusku yang perempuan sangat cantik-cantik sekali, memang bener kalau bandung itu sering
disebut lautan bidadari.Hingga akhirnya setelah kurang lebih 2 bulan aku kuliah disitu aku melirik satu wanita
yang terlihat begitu indah dimataku. Sebut saja namanya Sita, orangnya gak terlalu tinggi,
namun dia memilki paras yang cukup menarik buwatku. Juga bentuk lekuk tubuhnya juga sangat
indah untuk dinikmati. Bongkahan kedua payudaranya lumayan besar dan pantatnya terlihat
sangat padat sekali dibalik celana strit yang selalu dikenakannya saat dikampus.
Pandanganku ketika dikampus saat ini hanya tertuju pada Sita. Setiap jam istrirahat aku
selalu mencari keberadaan Sita dimana. Hingga aku mencari tau tentang Sita kepada teman-
temannya, tapi sekejap aku kecewa mendengar kalau sta udah mempunyai seorang cowok. Namun
dalam sekejap semangatku kembai karena ada salah satu teman Sita yang memberitahuku kalau
hubungan Sita dengan cowoknya sudah gak harmonis lagi, dan bahkan sekarang Sita juga gak
pernah bertemu dengan cowaknya. Aku langsung semringah mendengar berita dari teman dekat
Sita itu.
Dan tibalah wajtunya, saat Sita sedang duduk dikantin sendirian aku langsung saja
memberanikan diri untuk nyamperin Sita. Lalu dengan basa-basi akhirnya aku pun bisa
sedikit akrab dengan Sita hingga akhirnya ita ngobrol panjang lebar. Untung aja jadwal
perkuliahanku dengan Sita bisa sama-sama kosong, jadi aku dan Sita mempunyai waktu yang
banyak untuk ngobrol. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya
masih resmi pacaran. Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri
pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu.Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas
goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat menantang. Kalau dilihat dari
belakang, waduh.. membuat kemaluan saya berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap
dari belakang. Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok.
Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis
dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek ini anak seorang
yang kaya raya. Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya
bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun
cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Sita, Dia
pun sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya
tidak biasa main ke rumah cewek.Dan akhirnya dia ingin main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum
pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya. Suatu hari
di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang
kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa
BT kalau di kampus saja, dan Sita memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin
tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah saya itu hanya ada
saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek saya.
Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di
rumah itu.
Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama
lain. Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah,
Sita saya persilakan masuk ke kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan
cewek cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, Edi panas yaah hawa
di Bandung sekarang ini. Iya nih! sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk
sekali. Edi.. boleh nggak saya buka baju, kamu jangan malu Edi, saya masih pake pakaian
dalam kok, habis panass siihh.Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku. Aduuh gimana kamu
ini, emang kamu nggak malu sama aku? bantahku. Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih
memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan
di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian
dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang super tipis dan kelihatan puting susunya.Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat
dipungkiri, kemaluan saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan,
apalagi hawa sedang panas-panasnya. Ayo sekarang kamu mau curhat lagi? kataku. Nggak sih
Edi, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus. Ya
udah.. abis gimana lagi, katanya. Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun
berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit
menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam
dan semakin panas saja suhu tubuhku.Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya dan dia
membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan lidahnya ke mulutku. Waduh,
ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun
mengeluarkan suara desahan yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke
buah dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka.
Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus,
sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali
kupelentir putingnya dan dia pun mendesah kuat. Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Edi, bagus
Edi, eenakk, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya
telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi. Apa kamu sering melakukan
ini sama pacar kamu? kataku.
Iya Edi, tapi nggak sering.. aaksshh.. kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke
liang kemaluannya, dan langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah
itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia
menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya
secara perlahan. Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-
set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka
celana dalamnya, yes.. dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia
masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral sex.
Tetapi saya belum berani untuk menjilat kemaluannya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke
bibir kemaluannya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku,
Aaakshh.. hsstt oks! dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil
dipegang dan dikocoknya. Waduuhh.. enak sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku mengalir
dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi apa dia mau?
Beberapa menit kemudian.. Edi, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak
and pendek enggak, tapi bener Edi, saya sangat suka kamu punya barang, katanya sambil
berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak.
Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil, Uwuuhh oo..
sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan,
mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku. Lalu
dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku
merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku
dimasukkannya ke lubang kemaluannya.
Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara. kamu masih perawan nggak?
Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya. Ternyata dugaanku benar. Tapi sama pacar kamu
itu? Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja, kata Sita. Tapi Edi, gimana kalau kita
ini sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
“Okh.. ookh.. okh.. sstt..” dia mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang
kemaluannya dengan bantuan tangannya.
Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya,
dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi
sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh..
ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia. Edi,
ternyata pedih juga, aahh! katanya. Tapi teruskan saja Edi… Kulihat wajahnya memang
mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih
tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku.
Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua batang kemaluanku masuk,
dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku. “Ssstt..
sstt..” desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan
mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun,
naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang
onani, tidak selama ini.
Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga. Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh..
sstt, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di
ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Sita ini kedengaran. Terus Edi, aduhh Edi kok
enak sih.. aakss ssttss.. katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai
melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar
nih! kataku.
Uuhhss sstt jangan dulu dong Edi.. bentar lagi aja, katanya.
Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh
Edi boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja, sambil ditunjukanya ke arah
payudaranya. Dan.. Creett.. crooot.. crooot.. crroooot dan air maniku yang banyak itu
menyemprot ke payudaranya dan sekitar lehernya.Selesailah main-main sama Sita, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami
sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua. Kami berdua
terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo
tape-ku pun sudah lama habis.
Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar
mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi
jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu
kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa.
Sesudah selesai nonton Sita tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya,Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di
rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang
tuanya, sama seperti saya. Dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan
terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua. sejak saat itulah kami resmi berpacaran,
dengan begitu makin sering juga kami melakukan perbuatan nikmat seperti yang telah kami
lakukan sebelumnya.


Posted by : www.abadicash.com                                                                          www.lazadapoker99.com