Abadicash : Waktu aku ke Jakarta dan aku janjian sama tante Tiwi buat cari rumah. Ku jemput dia di salah satu rumah tante ku,dan kami jalan.
" Kemana nih kita Tante?" tanya ku.
" Enaknya kemana ya dek,Tante dan Om pengen suasana yang tidak terlalu ramai,dan tenang gitu,dan kalau bisa udaranya masih bersih dan aksesnya gampang."
" Wah kalau begitu dekat tempat Iwan saja tante,di Cibubur banyak perumahan,apalagi diseberang toll."
" Ya sudah kita kesana saja."
Ku arahkan mobil ku ke arah toll menuju lokasi. Cari-cari seharian dan akhirnya tante Tiwi suka di ssalah satu komplek Ciputra Group.
" Gimana dek menurut mu?"
" Ya terserah tante aja,bagusnya Tante tanya Om dulu aja."
" Iya deh nanti malam Tante tanyain." Kuantarkan Tante Tiwi pulang.
" Entar Tante hubungi kamu ya dek,soalnya kalau jadi rumah yang mau over kredit tadi,sepertinya kita harus cari furniture dan perlengkapannya dulu,gak ganggu kamu kan dek?"
" Gak lah Tante,lagian kuliah juga masih kosong."
" Makasih ya dek". jawab si tante sambil sun pipi ku.
Pukul 7 pagi telepon berdering dan Tante Tiwi mengabarkan kalau suami setuju dengan pilihan rumah yang kemaren,dan dia mengajak cari peralatan rumah tangga,karen akan melakukan jual beli baru yang akan di laksanakan senin minggu depan. Kami berjalan ke arah Jl.Fatmawati,karen disana memang banyak toko dan show room meubel. Siangnya kami makan siang sambil ngobrol-ngobrol.
" Gimana Tante menurut penilaian Tante?" tanya ku.
" Gimana ya,bagus-bagus semua seh,tapi kan Tante sudah pegang referensinya,jadi kalau nanti Tante mutusin pilih,Tante tinggal telepon."
" O..." jawab ku singkat.
" Dek,Jumat besok kamu ikut week end ya.soalnya tante Een ngajakin,refreshing katanya,ajak Iwan juga."
" Bolej juga itu tante,tapi kalau Iwan di ajak di rumah kelamaan kosong tante,khawatir!"
" Terserah deh kamu atur aja."
Besoknya kami berangkat ke Puncak buat week-end.Iwan di tinggal. Di villa yang cukup gede dengan 4 kamar,halaman luas. Kolam renang,plus tempatnya yang masuk ke dalam dan di bukit membuat suasana asyik banget. Jam 10 malam selesai makan di simpang raya kami langsung kembali ke villa. Aku pakai jacket,sambil merokok,aku duduk di teras belakang. Tidak lama muncul tante Tiwi pakai kimono handuk,habis mandi kelihatannya.
" Dingin-dingin gini kok mandi sehh tan?" tanya ku.
" Iya,habis lengket sih,lagian kan ada water heater." katanya sambil mengeringkan rambutnya,dia angkat satu kakinya dan di naikan ke kaki yang lain. Ala mak,aku bisa melihat paha mulusnya. Setelah kering rambutnya,tante Tiwi masuk,aku mengikutinya dari belakang. Aku ke dapur buat bikin kopi. Setelah bikin kopi ku bawa kopi ku bawa kopi ke ruang tengah. Pas lewat depan kamar tante Tiwi aku melihat pemandangan yang aduhai. Pintunya yang terbuka sedikit bikin aku bisaa mengintip,benar-benar yang ku ceritakan tadi di atas,dia yang lagi siap-siap pakai baju,baju pakai CD,sementara dadanya masih terbuka membuat payudaranya yang gede bebas terpampang. Buru-bur aku berlalu,dan bergabung dengan sama tante Een dan om Bambang beserta anak-anaknya yang lagi nonton tv. Ngobrol sebentar dengan tante Een minta izin untuk ngelonin anak-anaknya,sementara om Bambang minta izin buat istirahat. Akrinya hanya aku yang masih nonton tv,aku pindah duduk di kursi panjang yang tadi di duduki sama om Bambang dan tante Een biar aku nontonnya tidak miring.
Kira-kira 5 menit aku nonton sendiri,tante Tiwi keluar sambil bawa segelas jeruk panas dan duduk di samping ku. Mhh,aroma wangi tante Tiwi segera menyeruak memenuhi seisi ruangan. Tante Tiwi saat itu pakai kimono sutra warna merah cerah,yang bikin aku horny adalah dadanya nampak tidak pakai apa-apa. Kira-kira jam 12 malam aku pamit untuk beristirahat.
" Ya sudah ini di matikan saja tv nya,tante juga mau istirahat." kami berjalan beriringan menuju kamar masing-masing.kamar ku depan-depanan dama kamar tante Tiwi di bagian belakang,kamar ku di bagian belakang kamar anak-anaknya tante Een sementara tante Tiwi di belakang kamar tante Een. Pas ngelewati kamar tante Een terdengar suara- suara aneh. Aku menoleh ke arah tante Tiwi,dan tante Tiwi menaruh telunjuknya di depan bibirnya. " Sssstttt jangan berisik,kamu ambil kursi organ kesini,kita intip" katanya sambil tersenyum. Aku menganggukan kepala,ku ambil kursi itu dan ku taruh berlahan-lahan di depan pintu kamar. Tante Tiwi di luar dugaan segera naik untuk menyaksikan apa sedang berlangsung,dan aku yang di bawah dengan jelas dan gamblanng melihat kemulusan betis tante Tiwi plus bulu-bulu halusnya yang lebat.
Kemaluan ku tidak kuat dan pelan pasti mulai tegang. Tante Tiwi tidak lama mulai meletakan tangannya di depan permukaan selangkangannya dan mengusap-usapkan telapak tangannya disana.
Melihat gelagatnya seperti itu aku tidak buang-buang kesempatan,ku raba betis indahnya,dan di luar dugaan tante Tiwi tidak bereaksi,malahan dia merenggangkan kakinya dan ku lihat tangannya mulai dengan agak kasar mengusap permukaan selangkangannya sambil mulutnya mengeluarkan desahan, " sssshhhh".
Melihat tante Tiwi yang mulai naik tidak cuma tangan ku yang mengusap betis indahnya,tapi juga bibir dan lidahku. Kutelususri betisnya turun ke bawah,sampai punggung kakinya,ku pindahkan ke kakinya yang lain dan aku jelajahi juga. Desahan tante Tiwi mulai berubah jadi erangan,dan tangannya tidak cuma beraksi di permukaan selangkangannya,tapi juga tangannya yang lain mulai meremas payudaranya sendiri. Sementara aksi ku hanya di betis,kepala ku sudah mulai menyusup ke balik kimononya,jadilah aksi ku sekarang menelusuri daerah pahanya. Setelah aksi bibir dan lidah ku mendekati daerah selangkangannya,tangan tante Tiwi yang tadi di pakai menggosok selangkangannya sekarang pindah ke kepala ku. Dia tekan kepala ku dan mengusap-usap rambutku,sesekali dia jambak rambut ku sambil merapatkan kakinya. Kujilati buah pantatnya yang lain. Kusibakan CD mini tante Tiwi,ku renggangkan kakinya,dan ku nikmati belahan pantatnya.
Setelah ku mulai sesak nafas dan kegerahan ku keluarkan kepala dari bali kimononya. Ku geserkan kakinya tante Tiwi supaya dia bisa geser dan aku naik. Sejurus kemudian terpampang di depan mataku pemandangan yang membuat ku semakin horny. Tante Tiwi di bawah lahi megap-megap sambil menaik-narik rambutnya sendiri,dia angkat kedua kakinya di pundak om Bambang,sementara om Bambang asyik memompa tante Een dari atas sambil mulutnya menikmati payudara tante Een yang lumayan bagus,meskupun sudah punya anak dua. Aku tidak mau tinggal diam,ku lingkarkan tangan ku ke pundak tante Tiwi dan langsung ku usap-usap bagian dadanya. Tidak lama tangan ku menyusul,kususupi di balik kimononya dan segera ku dapatkan segunduk daging yang teramat kenyal rasanya di tangan ku,dan tangan tante Tiwi membalas dengan menggigit-gigit telinga ku. Lagi asyik men-tune putting payudara kiri tante Tiwi, Tante Tiwi beranjak turun. Dan ternyata yang di lakukan Tante Tiwi adalah melepaskan ikat pinggang ku,melepaskan kancing celana jeans ku menurunkan zippernya. Dia tarik jeans ku selutut,tapi cuma jeansnya doang. Tidak lama terasa hangat permukaan CD ku.dan terasa juga lidah bermain di permukaan CD ku naik turun,terasa juga kemaluan ku digigiti naik turun,kaya oppie andaresta main harmonika. Sudah itu terasa CD ku di turunkan juga,sementara di dalam kamar posisi sudah terganti,tante Een mengendali naik turun sambil kedua tangannya memegang tangan om Bambang yang lagi asyik meremas payudara tante Een.
Hangat dan lembab terasa di kepala penis ku,pas pandangan ku di turunkan ternyata tante Tiwi lagi asyik menjilati penis ku,trus turun kebatang penis ku,naik turun dan akhirnya biji kemaluan ku di kulumnya juga. Di kemotnya kedua biji kemaluan ku. Ada perasaan mulas sewaktu kedua biji kemaluan ku di emut sama tante Tiwi,habis mulut tante Tiwi yang mungil,jadi kalau sekaligus jadi beradu satu sama lainnya. Bosan mengulum biji kemaluan ku tante Tiwi memasukan batang kemaluan ku ke dalam mulutnya,di emutnya dan disedot kenceng banget. Lalu tante Tiwi maju munduri mulutnya,sambil tangan kirinya memainkan biji kemaluan ku.
Sementara tangan kanannya meremas buah pinggul ku. Tante Tiwi melepaskan hisapannya ,tetapi kepala penis ku langsung jadi sasaran,kali ini kepala penis ku di garuk-garuk pakai gigi atasnya. Waduh,rasanya sangat luar biasa! geli,gatal,dan lain-lain rasanya nikmat rasanya campur aduk jadi satu. Dari dalam kamar tante Een dan om Bambang mengerang sangat keras,dan rupanya mereka baru ssaja mencapai puncak gunung bersama-sama.
Tidak kuat aku kelamaan berdiri tante Tiwi sudah meras kecapekan dari tadi," Dek kita pindah ke kamar yuk!" ajaknya. Aku seh menurut saja. Kuserbu lagi bibirnya,ku angkat dan ku pindahkan tubuhnya ke kamarnya. Ku taruh dia di atas kasur,dan tanpa buang waktu kulucuti pakaian ku sendiri. Setelah aku bugil aku naik ke ranjang dan bibir tante Tiwi kembali ku nikmati. Tangan tante Tiwi tidak tinggal diam,di genggamnya penis ku sambil di usap dan di kocok perlahan dengan tangan kirinya,sementara tangannya memeluk ku. Begitu juga aku tidak mau kalah,sementara tangan kiri ku menyanggah beban tubuh ku,tangan yang kanan ku ajak buat jalan-jalan di atas dada tante Tiwi. Di dalam kamar baru kutahu bahwa tante Tiwi adalah jenis manusia yang senang melepaskan perasaan horny nya dengan sebebas-bebasnya. Nuktinya sewaktu payudaranya ku remas dan putingnya ku pilin dari mulut yang masih ku kulum,gumamanya masih terdengar sangat keras . "mmmhhh...mmmhhhggg." Apalgo sewaktu lidah ku nermain di belakang telinganya,erangannya semakin menjadi.
Tante Tiwi dengan tangannya membimbing ku untuk menikmati permukaan lehernya yang jenjang dan ada sedikit lipatan lemaknya. Kujlat dan ku kecup bagian leher Tante Tiwi sampai tidak ada jengkal yang tersisa."uuhhh...sshhh..nnnhhh." Sekarang gantian tangan kanan ku di pakai menyangga tubuh ku sementara tangan kiri ku,ku pakai untuk membelai,meremas,memilin bukit tante Tiwi yang munjung dan sudah keras dari tadi. Habis sudah kedua permukaan payudara tante Tiwi,ku garap,tante Tiwi mendekap kepala ku dibelahan payudaranya,sementara kedua tangannya menyanggah kedua payudaranya,hal ini membuat murka ku tenggelam disela-sela payudaranya yang indah. Yang paling mengesankan adalah sewaktu aku bikin cupang di bawah putting kiri tante Tiwi,tante Tiwi berteriak sambil menjewer kedua kuping ku. " Hah...ooohhh...aggghh...usss...aahhh." sehabis itu jelaslah bekas cupangan ku di payudaranya.
Kujilati rambut kemaluan itu sampai rapi karena dari fakta yang kulihat sepertinya tante Tiwi adalah yang senang membiarkan rambut kemaluannya tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya campur tangan dari luar. Setelah rambut kemaluannya itu rapih,kontan tangan dan bibirku kompakan buat mengerubuti vagina tante Tiwi. " Aaaahhh....aduhhhh....aaahhhgggghhh....yesss....trussssshhh...ssshhh". Desahan tante Tiwi semakin menjadi ketika dengan ganas ku gigit-gigit klitorisnya. Dan dengan tidak kalah ganas dengan tante Tiwi menjambak rambut ku,dia desaki selangkangnnya,sementara pinggulnya diangkat tinggi-tinggi sambil membuat gerakan memutar,"mmhhh...ssshhh...yaaaaa..." begitu terus dan terus tante Tiwi berputar dan berteriak. " Dek.....sini titit kamu buat aku..." pintanya dan terjadi lah pertempuran 69 yang sangat seru,karena tante Tiwi mengejan dan berteriak dengan sangat keras," Deee...aaahhhhh.....aaaduuuhhhh...tante tidak kuat..." Jeritan tante Tiwi disertai denganmerapatnya kedua paha,serta di cakar-cakarnya pantat ku. 1 1/2 menit tante Tiwi menjepit kepala ku sampai akhirnya dia terkulai sementara aku dengan asyiknya menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubang vagina tante Tiwi " De sudah sayanggghhhh...aduhhh...geliii."
Tante Tiwi menjatuhkan diri dan terlentang pasrah sambil menarik nafas panjang,pandangan matanya menerawangan ke langit-langit kamar.
"De,kamu sudah sering melakukan yang kaya gini ya?" tanya ku.
" Ah gak juga tante,mungkin sudah dari sononya kali." jawab ku sekenanya.
" Tidak mungkin,buktinya penis kamu tante sedot kenceng banget kamu tenang-tenang aja". tuturnya.
" Oh tante pengen aku cepat klimaks ya?"
" Ya gak juga seh,ih kamu nakal ya !! katanya sambil sambil memiringkan badannya.
Melihat tante Tiwi telentang dengan kedua lengan dan pahanya terbuka,aku yang sudah kesetanan tidak tahan ku kangkangi dan langsung ku arahkan rudal ku ke lubang vaginanya,ku masukan penis ku secara perlahan-lahan ku tusuk.
"Ooohhhggg...ehhh..." penis ku perlahan mulai amblas. Sambil ku grepe kedua payudaranya setelah tenang ku mulai angkat perlahan-lahan batang penis ku,pas tinggal kepalanya doang yang tersisa ku tekan lagi," Uuuhhh..." kembali tante Tiwi mendesah. Lama-lama semakin lancar maju mundur,kadang-kadang kuptar seperti orang mengebor,dan tante Tiwi mengerang keras,"Hhhhmmmm.....oooouuuuggghhh",rupanya dia menyukainya.
Aku terus bergoyang,dan tante Tiwi punya inisiatif,dia peluk aku erat-erat dan berguling ke sisi kanan. Sekarang dia naik turun di atas ku. " Oooohhh....aduuuhhh...tanthhhh... terusssss". erang ku sambil tangan ku meremas payudaranya keras banget. "Uuuhhh...Uuuuhhh...uuuhhh...yyyeeessss...yyyeeessss" jeritnya sambil tangannya menjambak rambutnya sendiri. Lelah naik turun tante Tiwi memeluk ku sambil mencium ku,ku linkar kan tangan ku ke belakang,ku jamahkan bongkahan pantatnya dan aku mulai menusuk dari bawah. "mmmhhh...mmmhhh". Tidak lama tante Tiwi menggenjot pantanya dengan gila sambil berteriak-teriak, "aaahhhh...ooohhh...tante mau sssampppp..." belum selasai ngomong begitu tante Tiwi tekan keras-keras pantanya ke bawah,terasa otot vaginanya berkontraksi dan menjatuhkan diri ke badan ku.
" Huuhhh kamu hebat banget seh dek,sama cewek kamu atau sama perek kamu biasanya?"
" Enggak kok tante,baru sama tante aja sekarang."
" Alah, sama setiap cewek yang kamu tidurin juga jawabannya pasti sama." katanya sambil ngeloyor ke kamar mandi.
pintu kamar mandi ku sergap,ku angkat satu pahanya dan kutusuk sambil berdiri.
" Aduh kamu kok ganas banget sehh dek" katanya setengah membentak. Aku tidak mau tahu,ku dorong ke dinding ku hajar terus vaginanya dengan rudal ku. Ku bawa dia ke meja rias yang berbentuk consol ku letakan pantatnya di atas meja itu. Sekarang aku sudah bisa bebas bersenggama dengan dia sambil menikati payudaranya.
Bosen dengan posisi begitu kucabut penis ku dan ku suruh tante Tiwi nungging,sambil tangannya memegang bibir meja. Bongkahan pantanya yang mulus dan aaduhai bikin aku tidak tahan. Ku pegang penis ku dan langsung ku arahkan vaginanya.Ku gesekan klitorisnya dan dia mulai mengerang nikmat. "Aaaahhh tante mau keluar lagi dekk..." tuturnya. Tante Tiwi goyangannya menggila dan tidak lama tangan kananya menggapai kebelakang,dia tarik pantat ku supaya menusuk lebih keras lagi. Aku tetap dengan aksi ku,ku raih badannya yamg kelihatan sudah mengendur,ku pelu dari belakang."Eeeggghh...ooohhh...ooohhh...aaahhhh". tidak lama setelah itu bendungan ku jebol,kutusuk keras banget,sperma ku menyemprot lima kali di dalam.Sambil ku kasih cumbuan-cumbuan kecil sambil kami tiduran. Dan ku lihat dinding menunjukan jam 02.10. Wah lumayan masih ada waktu satu babak lagi,ku pikir " tante,tante,vagina dan permainan tante ok banget!" puji ku. "Makasih juga ya dek,kamu juga hebat". pujian yang bisa ku trima!!.
www.abadicash.com www.pekanpoker.com




No comments:
Post a Comment