Wednesday, August 16, 2017

Kenikmatan dari Janda Muda


Abadicash : Saya mempunya teman cewek,namanya Dini. Dari poster tubuhnya boleh di jamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipi tubuhnya. Dini mempunyai tinggi kurang lebih 168 cm,50 kg dengan menggunak bra yang berukuran 34B,dan berkulit kuning langsat,dengan wajah layaknya cewek kampus,tidak terlihat sama sekali wajahnya pecinta sex bebas,sama seperti saya.

Beruntung saya mempunyai wajah dan badan yang cukup lumayan,sehingga saya tidak mengalami kesulitan dalam mencari teman untuk melepas birahi,apalagi di tambah dengan ukuran saya yang boleh di bilang lebih dari rata-rata. Wajar saja kalau teman cewek saya rajin kontak saya disaat mereka butuh dan begitu juga sebaliknya.

Langsung saja rebahkan Sinta di ranjang dan gantian saya ciumi bibirnya,dan Sinta juga membalasnya dengan tidak kalah ganasnya. Kemudian saya turuni ciuman saya ke leher. Lehernya juga bersih saya jilati dan ciumi. Samar-samar saya dengar Sinta mulai mendesah. Suatu hari Sinta menelpon saya. Dia cerita bahwa dia punya teman kost baru,cakep pula. Dia juga bilang kalau temannya itu mirip artis ibu kota. Dia berjanji mau mengenalkan saya ke dia. Makanya kemudian saya dan Dini membuat suatu perjanjian pertemuan di hari sabtu.

Pada hari yang sudah di janjikan,saya telah membuka sebuah kamar di daerah Juanda,dan seperti yang di rencanakan, Dini datang membawa seorang temannya yang bernama Sinta.

" Tok...tok...tok..!" 3 kali saya dengar ketokan pintu, maka secara otomatis saya membukakan pintu. Begitu pintu terbuka,terlihatlah Dini yang sedang tersenyum kepada saya,dan di belakang nampak temannya yang akan di kenalkan pada saya. Dan ternyata benar,temannya itu ternyata mirip sekali dengan artis ibukota yang Dini ceritakan.

" Sin,kenalin ini teman ku yang mau aku kenalin ke elu." Begitu ucap Dini sambil masuk ke kamar. " Oh iya,aku Sinta dan elu siapa...?" Sapanya ramah. Saya sempat terdiam sewaktu Sinta menjulurkan tangannya,karena saya tidak habis pikir kalau cewek ini begitu cantiknya, dan saya harus dapat mencicipinya hari ini juga.

" Hmmmm,nama aku A..." begitu saya sadar.langsung saya merespon dengan juluran tangan. Hmmm,kulit halus juga,pikir saya. Kalau dari yang saya lihat,Sinta ini sedikit lebih pendek dari Dini, tetapi dia mempunya buah dada yang lebih besar dari pada Dini. Kira-kira tingginya 162 cm, 45 kg, dan saya rasa ukuran dadanya 34C, soalnya dadanya besar sekali.

" Eh kamu berdua jangan diam gitu donk, kasih aku minum kek...!" tiba-tiba suara Dini memecahkan kesunyian yang ada," Oh iya sorry Vin,tuh kamu ambil aja di kulkas...!" jawab saya sekenanya. " Gini...," kata Dini. " Teman aku Sinta seorang janda anak satu,tapi kamu pikir deh,umurnya baru 24 dan body nya masih segini,gak kecewa donk kamu aku bawain yang kaya gini." lanjut Dini lagi. " Ahh elu bisaan aja Vin," sahut Sinta dengan tersipu,sehingga tampaklah wajahnya yang sedikit memerah. Aduh...,ini membuat saya jadi horny saja.

Tiba-tiba saja Sinta menarik Dini ke kamar mandi."  Iku aku bentar deh Vin..!" tutur Sinta. Lalu Dina dengan terburu-buru juga ikut dan sambil bicara kepada saya," Dah kamu tidur aja dulu di ranjang,teman aku mau bilang sesuatu kali nih ke aku."

Tidak lama mereka keluar dari kamar mandi." Eh sori yahh tadi sempat buat kamu kaget." tutur Sinta." Gak apa-apa kok." jawab saya masih bingung ." Emang kenapa sehh tadi...?" Saya masih bingung. " Udah deh kamu gak usah tahu,urusan perempuan kok barusan,yang penting sekarang kamu santai aja di ranjang kamu dan ikutin permainan aku." timpalnya lagi.

" Wah-wah-wah,permainan apa lagi neh...?" pikir saya dalam hati. Tapi saya sudah senang sekali,apalagi saya melihat Dini tersenyum nakal ke arah saya. Duh,saya jadi tambah horny saja deh." Sebelum aku kasih kamu ijin,jangan sekali-kali kamu sentuh aku,ok...?" tutur Sinta. " Ok ok deh.." jawab saya masih agak bingung dengan arah permainannya.

Tiba-tiba saja Sinta langsung mendekati ke ranjang dan segera menciumin saya di bibir. Yah otomatis saya akan merespon juga donk. Lidah kami sling bergerilya," Sedangkan saya hanya bisa terlentang saja di ranjang. Kemudian ciuman Sinta turun ke leher saya,hmm... enaknya pikir ku. Dijilatinya leher saya,trus dia juga menjilati kuping saya. Tanpa sadar saya mendesah," Aaaahhh,enak,Sin,terusin donk...!"

" Sekarang aku bukain baju kamu,tapi inget...! Tangan kamu tetap diam aja ya,jangan sentuh aku sebelum aku kasih ijin...!" sahutnya lagi." Aduh sengsara banget neh...! masa mau ML tangan aku gak boleh pegang-pegang seh...!" pikir saya dalam hati.
,dengan sigap Sinta
Dengan cepat Sinta membuka baju saya dan langsung di lempar,dengan sigapnya Sinta langsung bergerilya di dada saya,bagaikan seseorang yang lama tidak mendapatkan tubuh laki-laki. Di gigitnya putting saya." Enak gigitan kamu," saya mendesah pelan.Samar-samar saya melihat Dini duduk disamping saya sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.

Tanpa sadar tangan saya mencoba mencari buah dada Sinta untuk saya remas-remas. Eh tanpa saya duga,tiba-tiba saja tangan saya di tepis oleh Sinta dan Dini." Aku kan dah bilang kalau belum aku kasih ijin jangan sentuh aku...!" tutur Sinta." Iya,kamu tuh gimana seh...?" tutur Dini," Ikutin donk permaian Sinta...! lanjut Dini." Yah habis gimana donk...? namanya juga reflek....!" timpal saya sambil mendesah dan agak kecewa.

" Pokoknya kamu sabar deh...!" tutur Sinta sambil membuka celana saya." Hmmmm....,CD model low cut dengan warna hitam ini...!" tutur Sinta sambil berguman sendiri." Kamu tau aja kesukaan ku...!" tutur Sinta " Dan kamu seksi banget dengan CD warna gini,bikin aku horny juga tau...!" kalimat Sinta yang terakhir sebelum dia mulai berkaraoke," Ooohh enak,sedot lagi donk yang kuat Sin...!" tutur saya sambil mendesah.

Kurang lebih 5 menit Sinta telah berkaraoke terhadap penis saya. Kemudian Sinta dengan sigapnya melepas seluruh baju,celana,dan pakaian dalamnya." Nah sekarang kamu boleh sentuh aku...!" tutur Sinta. Maka karena dari tadi saya sudah menahan mau menyentuh dia tapi tidak boleh,maka kesempatan ini  tidak saya sia-sia kan.

Kali ini saya turun ke buah dadanya,saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian,dari kanan ke kiri,tapi saya tidak sedikitpun menyentuh putingnya Sinta. Dan Sinta kemudian berbicara," Ayok donk isepin putting aku,pleaseeee....!"

" Wah ini saatnya balas dendam neh...!" pikir saya dalam hati. " Hah....? kamu minta di isepin puttingnya,sebelum aku mood,aku gak bakal isep putting kamu...!" jawab saya sambil tersenyum. Saya lihat Dini juga ikut tersenyum melihat temannya terkapar pasrah.

Tidak lama setelah saya memainkan buah dadanya,saya turun ke vaginanya. Tampak lah bulu-bulu vagina Sinta yang begitu halus dan di cukur denganb rapih,dengan sigap saya langsung menghisap vagina Sinta," Ohhh....,ooohhhh,enak...! terusin donk sayang...!" Sahut Sinta sambil mendesah. Kalimat itu membuat saya tambah semangat,maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

"Sayang,aku mau keluar," lirih Sinta. Dan tiba-tiba saja cairan vagina Sinta keluar di iringi teriakan dari Sinta yang kemudian saya telan semua cairan vagina Sinta." Duh say,kamu kok hebat seh maenin memek ku...?" tanya Sinta,yang saya lakukan cuma tersenyum saja.

"please donk masukin punya kamu sekarang...!" pinta Sinta sambil memelas."Nnti dulu putting kamu belum aku hisap...!" jawab saya. Maka dengan cepat langsung puttingnya berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian,kiri dan kanan.


"Ahhh enak sayang,terusin...! tambah kenceng donk....!" teriak Sinta. Hmmm,mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny lagi,apalagi si adik,sudah dari tadi menunggu giliran masuk. Maka langsung saja saya memasukan penis saya ke dalam vagina." Shit...!" pikir saya dalam hati.

Setelah sedikit susah payah,akhirnya masuk juga penis saya ke vaginanya." Gila bener Sin barang kamu enak banget dan sempit...?" jawab saya dengan napas yang mulai tidak teratur. Dan kalimat saya di balas dengan senyum oleh Sinta yang sedang merem melek.

Begitu masuk,langsung saya goyangkan.Yang ada hanya suara Sinta yang terus mendesah dan teriak." Ahhh terus sayang,tambah cepat donk ...!" Dan sekilas disamping saya tampak Dini sedang meremas-remas buah dadanya sendiri.

" Sabar Vin,akan tiba giliran kamu,sekarang aku beresin dulu temen kamu ini...!" jawab saya sambil menggoyangkan Sinta. Dini hanya menganggukan kepala,soalnya ddia tahu ini bagian dalam permainan yang mereka buat,jadi Dini juga tidak boleh ikut sedikit pun dalam permainan Sinta dan Santi.


Tidak lama kemudian Sinta minta ganti posisi,kali ini dia mau di atas." cepet keluar aku kalau di atas...!" katanya santai. Kami pun berganti posisi. Berhubung Sinta tadi sudah keluar,maka kali ini ketika kami main vagina Sinta sudah becek."Ahhh...,enakk...barang lo berasa banget sih...!" jawab Sinta sambil merem melek.

5 menit kemudian Sinta teriak,"Ahhhh...,aku keluar lagi..!" dan dia langsung jatuh ke pelukan saya. Tetapi saya kan belum keluar,wah tidak begini caranya neh. Ya sudah akhirnya saya gantian dengan gaya doggy. Kali ini Sinta menjerit ," Terusin sayang...!" tidak lama kemudian saya merasa saya sudah mau keluar." Sin mau keluar dimana ...?" tanya saya."Di muka aku aja." jawabnya cepat.

Kemudian ," Croot...croooot...!" sperma saya keluar di wajahnya. Kemudia Sinta dengan cepat membersihkan penis saya,bahkan saya saja ngilu dengan hisapannya. Tidak lama pun saya pun jatuh lemas disampingnya. Dan saya tetap melihat Dini tetap meremas dadanya dan dia pun melihat saya dengan tatapan dingin mendapat perlakuan yang sama seperti temannya.

" Vin,ke kamar mandi yuk,aku mau bersih-bersih neh...!" jawab saya sambil mengajak Dini. Kemudian Dini dengan cepat menarik saya ke kamar mandi. Dikamar mandi kami saling membersihkan satu sama lain . " Vin,aku istirahat dulu ya,aku cepet banget soalnya ," timpal saya dengan suara lemas karena horni tapi penuh dengan kebhagiaan.

" Ok deh,tapi jangan lama-lama yah,aku udah gak tahan nih,horni banget...!"Jawab Dini sambil membersihkan penis saya.


www.abadicash.com                                                                          www.pekanpoker.com





No comments:

Post a Comment